Mengadopsi Pendekatan Berbeda untuk Pendidikan di Filipina dan Indonesia: Belajar dari Keberhasilan dan Kegagalan Negara Tetangga
Pendidikan merupakan elemen penting dalam membangun masa depan bangsa, dan setiap negara menghadapi slot tantangan serta peluangnya sendiri dalam mengelola sistem pendidikan. Filipina dan Indonesia, sebagai negara besar di Asia Tenggara, sering kali mengalami tantangan serupa namun mengadopsi pendekatan yang berbeda untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan melihat keberhasilan dan kegagalan yang dialami oleh kedua negara, kita dapat belajar banyak tentang bagaimana menghadapi masalah pendidikan di masing-masing negara.
Sistem Pendidikan di Filipina: K-12 dan Tantangan di Daerah Tertinggal
Filipina memperkenalkan sistem K-12 pada tahun 2013, yang menambah dua tahun pendidikan dasar dan menengah, bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar lebih siap menghadapi dunia kerja dan pendidikan tinggi. Sistem K-12 ini memberikan waktu lebih banyak bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan praktis yang diperlukan di masa depan. Keberhasilan dari sistem ini tercermin pada meningkatnya pengakuan internasional terhadap kualitas pendidikan Filipina, terutama dalam dunia kerja ASEAN.
Namun, sistem K-12 juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Sekolah-sekolah di daerah terpencil masih kekurangan fasilitas yang memadai, sumber daya pengajaran yang berkualitas, dan dukungan dari pemerintah setempat. Terlebih lagi, kurikulum masih terlalu terfokus pada teori, sementara keterampilan praktis dan pelatihan vokasional sering kali terabaikan.
Pelajaran untuk Indonesia: Indonesia bisa belajar dari Filipina dalam hal memperkenalkan pendidikan lebih lama yang bisa memperdalam pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, penting untuk memastikan bahwa kurikulum yang ada tidak hanya berfokus pada teori akademik tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Pemerataan fasilitas pendidikan di daerah terpencil juga harus menjadi prioritas.
Sistem Pendidikan di Indonesia: Kurikulum 2013 dan Pendidikan Inklusif
Indonesia, di sisi lain, telah mengembangkan Kurikulum 2013, yang berfokus pada pengembangan karakter siswa serta keterampilan abad ke-21. Pendidikan inklusif di Indonesia berusaha untuk memberikan akses pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk mencetak individu yang tidak hanya terampil secara akademis tetapi juga secara sosial dan emosional.
Meski demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal pemerataan kualitas pendidikan. Kesenjangan yang ada antara daerah perkotaan dan pedesaan masih sangat besar, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil. Kurikulum pendidikan sering kali tidak sejalan dengan kebutuhan industri atau perkembangan teknologi yang cepat, yang mengharuskan perubahan yang lebih cepat dalam kurikulum.
Pelajaran dari Filipina: Indonesia bisa meniru Filipina dalam hal menambahkan pelajaran vokasional atau keterampilan praktis dalam kurikulum untuk mempersiapkan siswa lebih baik dalam menghadapi dunia kerja. Pemerintah Indonesia juga bisa memperkuat implementasi pendidikan digital, agar siswa di seluruh pelosok tanah air memiliki akses yang setara terhadap teknologi dan sumber daya yang mendukung pembelajaran.
Teknologi dan Pendidikan Digital: Tantangan dan Peluang di Filipina dan Indonesia
Filipina telah memanfaatkan teknologi digital dengan baik dalam sektor pendidikan, terutama dalam platform e-learning dan pembelajaran daring yang berkembang pesat. Hal ini terbukti sangat efektif selama pandemi COVID-19, ketika sekolah-sekolah di Filipina beralih ke pembelajaran jarak jauh. Namun, meskipun teknologi berkembang pesat, akses terhadap internet dan perangkat digital masih menjadi masalah besar di beberapa wilayah pedesaan.
Di Indonesia, meskipun ada inisiatif besar seperti Sekolah Digital dan Guru Pembelajar, kesenjangan infrastruktur teknologi di daerah-daerah terpencil masih menghambat penggunaan teknologi pendidikan secara efektif. Selain itu, pengembangan kurikulum berbasis teknologi dan digital literacy masih perlu diperkuat untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia kerja yang semakin berbasis digital.
Pelajaran untuk Kedua Negara: Kedua negara perlu fokus pada pembangunan infrastruktur teknologi yang merata, agar teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah. Investasi dalam perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pembelajaran digital akan sangat membantu dalam menciptakan peluang pendidikan yang lebih adil dan setara untuk semua siswa.
Peran Pemerintah dan Kolaborasi Internasional
Baik Filipina maupun Indonesia membutuhkan komitmen yang lebih besar dari pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan. Meskipun kebijakan dan sistem yang ada sudah baik, pemerintah kedua negara harus terus mengevaluasi dan menyesuaikan kebijakan agar lebih relevan dengan perkembangan dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.
Kolaborasi dengan lembaga internasional dan sektor swasta juga sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Filipina dan Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari pendanaan pendidikan, pelatihan guru, dan berbagai program pertukaran pengetahuan yang dapat memperkaya kebijakan pendidikan di masing-masing negara.
Pelajaran untuk Kedua Negara: Kolaborasi internasional dapat membantu kedua negara dalam mendapatkan dana pendidikan, meningkatkan pelatihan bagi pendidik, dan memperkenalkan praktik pendidikan terbaik yang telah terbukti efektif di negara-negara lain.
Kesimpulan
Pendidikan di Filipina dan Indonesia terus berkembang dengan pendekatan yang berbeda. Filipina dengan sistem K-12-nya yang menambah durasi pendidikan dan Indonesia dengan kebijakan pendidikan inklusif serta karakter. Kedua negara memiliki tantangan besar dalam pemerataan kualitas pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil. Dengan meningkatkan keterampilan praktis, memperkuat pendidikan digital, dan bekerja sama dengan lembaga internasional, kedua negara dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih merata di masa depan.